iwantongeng.blogspot.com

Breaking

Senin, 15 Agustus 2016

TOKOH AWK ( ANALISIS WACANA KRITIS) DAN PANDANGANNYA


Analisis wacana sebagai salah satu disiplin ilmu dengan metodologi yang eksplisit dapat dikatakan sebagai ilmu baru karena perkembangannya baru dilihat pada awal tahun  70-an dan bersumber pada tradisi keilmuan Barat. Istilah analisis wacana muncul sebagai upaya untuk menghasilkan deskripsi bahasa yang lebih lengkap sebab terdapat unsur-unsur bahasa yang tidak cukup bila dianalisis dengan menggunakan aspek struktur dan maknanya saja.  Sehingga memalui analisis wacana dapat diperoleh penjelasan mengenai korelasi antara apa yang diujarkan, apa yang dimaksud dan apa yang dipahami dalam konteks tertentu.
Analisis wacana Kritis (AWK) adalah analisis bahasa dalam penggunaannya dengan menggunakan bahasa kritis. Analisis ini dipandang sebagai oposisi terhadap analisis wacana deskriptif yang memandang wacana sebagai fenomena teks bahasa semata, karena analisis jenis ini selain berupaya memperoleh gambaran tentang aspek kebahasaan, juga menghubungkannya dengan konteks, baik itu konteks sosial, kultural, ideologi dan domain-domain kekuasaan yang menggunakan bahasa sebagai alatnya.
Dalam Analisis wacana kritis ini terdapat tokoh-tokoh yang memiliki sudut pandang dan cara analisis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing pandangan tersebut hanya ditujukan pada satu pokok permasalahan yaitu Analisis wacana Kritis (Critical Discourse Analysis).
Dari sudut pandang para tokoh Analisis Wacana Kritis, terdapat pandangan bahwa wacana adalah alat bagi kepentingan kekuasaan, hegemoni, dominasi budaya dan ilmu pengetahuan. Untuk itu, dalam menganalisis wacana juga harus memperhatikan masalah ideologi dan sosio kultural yang melatarbelakangi penulisan suatu wacana.

Berikut beberapa tokoh AWK (Analisis Wacana Kritis) dan pandangannya:

A.     Michel Foucault
1.    Lahir di Poitiers Perancis, tahun 1926.
2.    Bidang ilmu yang digelutinya : filsafat, sejarah, psikologi dan psikopatologi.
3.    Buku-buku hasil karyanya : Penyakit Mental dan Kepribadian, Sejarah Kegilaan, The Birth of The Clinic, Archeology of Human Sciences, Disciplines and Punish dan trilogi The History of Sexuality.
4.    Karier : Sebagai staf pengajar pada Universitas Uppsala (Swedia) untuk bidang sastra dan kebudayaan Perancis, Dosen di berbagai Universitas di Perancis, dan pendiri Universitas Paris Vincenes.
5.    Meninggal dunia dalam usia 57 tahun pada tahun 1984.
6.    Inti Pemikiran Foucault :
a.         Wacana
Wacana menurut Foucault bukan hanya sebagai rangkaian kata atau proposisi dalam teks, melainkan sesuatu yang memproduksi sesuatu yang lain. Sehingga dalam menganalisis wacana hendakny mempertimbangkan peristiwa bahasa dengan melihat bahasa sebagai dua segi yaitu segi arti dan referensi.
Wacana merupakan alat bagi kepentingan kekuasaan, hegemoni, diminasi budaya dan ilmu pengetahuan. Dalam masyarakat, ada wacana yang dominan dan ada wacana yang terpinggirkan. Wacana yang dominan adalah wacana yang dipilih dan didukung oleh kekuasaan, sedangkan wacana lainnya yang tidak didukung akan terpinggirkan (marginalized) dan terpendam (submerged).
b.         Discontinuitas
Foucault menolak teori mengenai sejarah yang berjalan linier dan kontinyu “contonuous history”, karena itu dia mengajukan konsep discontinuitas sejarah. Foucault lebih tertarik pada kejadian biasa atau peristiwa kecil yang diabaikan oleh ahli sejarah, daripada analisis sejarah tradisional yang cenderung mempertanyakan strata dan peristiwa mana yang harus diisolasi dari yang lain, jenis hubungan yang harus dikonstruksi serta kriteria periodisasi. Biasanya analisis tradisional hanya menyoroti sejarah “orang-orang besar.”
c.          Kuasa dan Pengetahuan
Menurut Foucault, kekuasaan dan pengetahuan  adalah dua hal yang selalu berkaitan.  Menurutnya, kekuasaan selalu terakumulasi melalui pengetahuan, dan pengetahuan selalu punya efek kuasa. Konsep ini membawa konsekuensi untuk mengetahui bahwa untuk mengetahui kekuasaan dibutuhkan penelitian mengenai produksi pengetahuan yang melandasi kekuasaan. Foucault meyakini bahwa kuasa tidak bekerja melalui represi, tetapi melalui normalisasi dan regulasi. Kuasa tidak bekerja secara negatif dan represif, melainkan dengan cara positif dan produktif.
d.         Episteme
Foucault membedakan tiga jaman episteme yaitu : Abad Renaisan yang menekankan pada resemblance (kemiripan), Abad Klasik yang menekankan pada representastion (representasi) dan Abad Modern yang menekankan pada signification (signifikasi) atau pemaknaan.

B.     Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew (Fowler dkk)
1.         Fowler, Hodge, Kress dan Trew adalah sekelompok pengajar di Universitas Eart Anglia (aliran Linguistik Eropa Kontinental). Fowler Lahir pada tahun 1939, Australia. Robert Hodge Lahir pada 25 April 1940 di Perth, Australia. Gunther Kress  Lahir pada 26 November 1940 dengan nama lengkap Gunther Rolf Kress. Dan Tony Trew Lahir di Cape Town pada 6 Juli 1941 dengan nama lengkap Anthony Andrew Trew.
2.         Karya mereka adalah sebuah buku yang berjudul Language and Central (1979) dengan pendekatan Critical Linguistic yang memandang bahwa bahasa dikenal sebagai praktik sosial. Pendekatan ini dikembangkan dari teori linguistik para peneliti yang melihat bagaimana tata bahasa (grammar) tertentu menjadikan kata tertentu (diksi) membawa implikasi dan ideologi tertentu (Darma, 2009 :84).
3.     Dalam membangun model analisisinya, mereka mendasarkan pada penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa yang menjadi struktur tata bahasa.
4.         Dalam praktik penggunaan tata bahasa, maka kosa kata merupakan pilihan kata (diksi) untuk mengetahui praktik ideologi. Adapun fungsi kosa kata diantaranya sebagai berikut :
a.       Kosakata
Karena bahasa merupakan sistem klasifikasi, maka bahasa yang berbeda itu akan menimbulkan realitas yang berbeda pula ketika diterima oleh khalayak.
b.      Kosakata : membuat klasifikasi
Bahasa pada dasarnya menyediakan klasifikasi, sehingga dapat dibedakan antara realitas yang satu dengan yang lainnya. Klasifikasi ini bermakna bagaimana suatu peristiwa itu dilihat dari suatu sisi sehingga memaksa kita untuk bagaimana memahami realitas.
c.       Kosakata : Membatasi Pandangan
Menurut Fowler dkk, bahasa pada dasarnya bersifat membatasi. Kosakata berpengaruh terhadap bagaimana kita memahami dan memaknai suatu peristiwa.  Sehingga ketika suatu kosakata tertentu, akan dihubungkan dengan realitas tertentu.
d.      Kosakata : Pertarungan wacana
Kosakata haruslah dipahami dalam konteks pertarungan wacana.  Setiap pihak memiliki pendapat sendiri-sendiri dalam suatu masalah, sehingga selalu berusaha supaya hanya pendapatnya saja yang paling benar. Dalam upaya memenangkan opini publik, masing-masing pihak menggunakan kosakata sendiri-sendiri dan berusaha memaksakan agar kosakata itulah yang lebih diterima oleh publik.
e.       Kosakata : marginalisasi
Kosakata membawa nilai ideologis, kata bukan sesuatu yang netral, tetapi membawa ideologi tertentu.
f.        Tata Bahasa
Fowler dkk menyatakan bahwa minimal ada dua hal yang harus diperhatikan yakni efek bentuk kalimat pasif dan efek nominalisasi. Kedua efek ini cenderung menghilangkan pelaku dalam sebuah teks.

C.      Theo Van Leeuwen
1.         Theo Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarginalisasikan posisinya dalam suatu wacana. Kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemakaiannya, sementara kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk terus-menerus menjadi obyek pemaknaan dan digambarkan secara buruk.
2.         Ada dua pusat perhatian dalam analisis Van Leeuwen, yaitu :
a.       Proses pengeluaran (eksklusi)  apakah dalam suatu teks berita ada aktor atau kelompok yang dikeluarkan dari pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu.
b.      Proses pemasukan (inklusi) yaitu proses dimana suatu pihak atau kelompok ditampilkan lewat pemberitaan.
D.     Sara Mills
1.         Sara Mills menjadikan teori wacana Foucault sebagai ground teori untuk analisiswacana kritis.
2.         Konsep dasar pemikiran Mills lebih melihat pada bagaimana aktor ditampilkan dalam teks baik dia berperan sebagai subyek maupun obyek.
3.         Ada dua konsep dasar yang diperhatikan  yaitu posisi Subyek-Obyek, menempatkan representasi  sebagai bagian terpenting. Bagaimana seseorang, kelompok, pihak, gagasan dan peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana dan memengaruhi makna khalayak. Penekanannya adalah bagaimana posisi dari aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa ditempatkan dalam teks.
4.         Selain posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis bisa ditampilkan. Posisi pembaca memengaruhi bagaimana seharusnya teks itu dipahami dan bagaimana aktor sosial ditempatkan. Penceritaan dan posisi ini menjadikan satu pihak legitimate dan pihak lain illegitimate. Karena Sara Mills adalah seorang feminist, maka aktor yang sering dia tampilkan dalam karyanya adalah perempuan.

E.      Teun A. Van Dijk
1.    Van Djik Lahir pada 7 Mei 1943 di Naaldwijk, Belanda. Merupakan seorang Profesor pada bidang studi wacana di Universitas Amsterdam  (1968 – 2004 ), dan sejak tahun 1999 juga menjadi dosen di Pompeu Fabra Univeristy, Barcelona
2.    AnalisisWacana Kritis model Van Dijk dikenal dengan model “kognisi sosial” yaitu model analisis yang tidak hanya mendasarkan pada analisis teks semata, tetapi juga  proses produksi wacana tersebut yang dinamakan kognisi sosial. Dijk berusaha untuk menyambungkan wacana dengan konteks sosialnya. Dalam hal ini konteks sosial sebagai elemen besar struktur sosial (stuktur makro) dan elemen wacana seperti gaya bahasa, kalimat dan lain-lain (struktur mikro).
3.    Wacana menurut Van Dijk memiliki tiga dimensi : teks, kognisi sosial dan konteks.
a.         Dalam teks (stuktur mikro)Van Dijk berusaha meneliti dan mamaknai bagaimana struktur teks dan strategi wacana secara kebahasaan (bentuk kalimat, pilihan kata, metafora yang dipakai)
b.         Pada level kognisi sosial dipelajari bagaimana proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan.
c.          Pada level konteks sosial (struktur makro) mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan  suatu masalah 

F.      Norman Fairclough
1.    Fairclough lahir pada tahun 1941, merupakan seorang dosen di Lancaster  University dan merupakan salah satu pencetus analisis wacana kritis
2.    Analisis Wacana Kritis Model Fairclough disebut dengan model perubahan sosial (social change), yaitu mengitegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik, pemahaman sosial politik  terhadap perubahan sosial.
3.    Menurut Fairclough bahasa sebagai praktik sosial mengandung implikasi bahwa :
a.        Wacana adalah bentuk dari tindakan, seseorang menggunakan bahasa sebagai tindakan pada dunia dan khususnya sebagai bentuk representasi ketika melihat realita.
b.      Adanya hubungan timbal balik antara wacana dan struktur sosial , kelas, dan relasi sosial lain yang dihubungkan dengan relasi spesifik dan institusi tertentu seperti pada buku, pendidikan, sosial dan klasifikasi.
4.      Fairclough membagi wacana dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan Sociocultural Practice .
a.       Teks dianalisis secara linguistik, dengan melihat kosa kata, semantik dan tata kalimat termasuk keherensi dan kohesivitas yang bertujuan untuk melihat elemen-elemen idesional, relasi dan identitas suatu wacana.
b.    Discourse practice berhubungan dengan bagaimana proses produksi dan konsumsi teks.
c.       Sociocultural Practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks seperti konteks situasi, konteks dan praktik institusi dari media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.




SUMBER:
Badara, Aris. 2012. Analisis wacana Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Darma, Yoce, A. 2014. Analisis Wacana Kritis. Bandung : PT. Refika Aditama.
Stefan, Michael dan Mayer Michael dkk. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.



1 komentar:

  1. Bagus banget kak, saya sudah baca buku tentang materi di atas, tapi untuk membedakannya cukup sulit. Lewat tulisan kakak aku baru paham, sangat membantu. Tetap semangat! dan hasilkan lebih banyak lagi artikel yang bermanfaat. Amin.

    BalasHapus

Tulis komentar anda di sini.

Breaking News
Diberdayakan oleh Blogger.