iwantongeng.blogspot.com

Breaking

Senin, 15 Agustus 2016

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN CONTOHNYA



BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesan dan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut, maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Misalnya saja komunikasi dalam situasi nonformal seperti dalam ranah keluarga. Komunikasi dalam ranah keluarga agar tujuan komunikasi dapat tercapai, maka dibutuhkan kesamaan pemahaman antar pembicara dan lawan bicara dengan memperhatikan aspek yang ada dalam komunikasi inter personal, seperti: aspek status, aspek kontak, aspek efek, aspek sense (makna), dan reference (latar belakang).
Dari aspek yang ada terkait komunikasi interpersonal tersebut, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian sederhana penggunaan kata sapaan untuk “Ibu” dalam ranah keluarga pada satu keluarga di Kabupaten Maros.

A.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2.      Aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpepenggunaan kata sapaanrsonal?
3.      Bagaimana bentuk  untuk ibu terkait aspek-aspek dalam komunikasi interpersonal?
 
B.    Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui apa dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2.    Mengetahui aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal
3.    Mengetahui bentuk penggunaan kata sapaan untuk ibu terkait aspek-aspek dalam komunikasi interpersonal?

 
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.     Landasan Teori
Kridalasana (dalam Nisa 2009) menyatakan bahwa kata sapaan merujuk pada ungkapan yang dipakai untuk menyebut dan memanggil para pelaku bahasa dalam suatu peristiwa bahasa.
            Sedangkan Menurut (Chaer, 1997: 108) Jenis kata sapaan dapat dikelompokkan menjadi (1) kata sapaan dalam keluarga, (2) kata sapaan dalam masyarakat, dan (3) kata sapaan mesra.
1.      Kata Sapaan dalam Keluarga (Hubungan Kekeluargaan Langsung)
Kata sapaan adalah kata-kata yang menunjukkan hubungan atau kekerabatan dengan pihak diri pertama (Chaer, 1997;108-109). Kata sapaan dalam keluarga atau hubungan kekeluargaan langsung di dalam masyarakat merupakan kata sapaan yang digunakan untuk menyapa seseorang yang masih memiliki garis keturunan.
Misalnya: bapak, ibu, kakak, adik, kakek, nenek
2.      Kata Sapaan dalam Masyarakat di Luar Kekeluargaan 
Kata sapaan dalam masyarakat adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa orang atau anak yang tidak mempunyai hubungan keluarga Kata sapaan yang digunakan sebagai penyapa dalam masyarakat umumnya sama dengan sapaan dalam persaudaraan langsung.
Kata sapaan atau kata yang digunakan untuk menyapa seseorang dalam masyarakat dibedakan menjadi; (1) untuk orang lebih tua, (2) untuk orang yang lebih muda, (3) untuk orang yang sebaya, (4) untuk orang yang belum dikenal (5) untuk orang yang sudah meninggal dunia.

3.      Kata Sapaan Mesra
Kata sapaan mesra atau kesayangan adalah kata sapaan yang digunakan dalam berkomunikasi verbal antara orang-orang yang saling mengasihi. “kata-kata yang digunakan dalam sapaan mesra meliputi: (1) Kata-kata panggilan keluarga, kekerabatan, baik dalam bentuk yang dipendekkan atau tidak; (2) Nama yang dipendekkan atau tidak: (3) Kata pujian, yang dapat berupa ungkapan dengan kata-kata buah hati, panggilan sayang dan sebagainya.

Berdasarkan pengelompokan pengguaan sapaan oleh kedua ahli tersbut, maka pada kesempatan ini, penulis mencoba membahas kata sapaan untuk (Ibu) dalam ranah keluarga, baik penggunaan kata sapaan dalam percakapan antara anak dan ibunya, maupun antara bapak dan ibunya. data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan perekaman percakapn yang telah dilakukan oleh peneliti, kemudian dianalisis dengan memperhatikan 5 aspek, sebagai berikut:
 
           
Status yang dimaksudkan adalah bagaima penutur atau pembicara memposisikan dirinya dengan lawan tutur atau lawan bicaranya, apakah penutur merasa sejajar ataukah merasa dibwah daripada lawan tutur atau lawan bicaranya.

Aspek kontak merupakan jarak hubungan penutur atau pembicara. Apakah penutur merasa memiliki jarak yang cukup dekat dengan lawan tutur atau lawan bicaranya, atau merasa memiliki jarak daripada lawan tutur atau lawan bicaranya.

Aspek efek yang dimaksud adalah bagaimana pengaruh sapaan penutur terhadap lawan tuturnya, apakah negatif atau positif.

4.     Sense (makna)
Aspek makna adalah maksud pembicaraan penutur yang dibicarakan kepada lawan tuturnya.

5.     Reference (konteks)
Aspek kontek adalah aspek tentang latar belakang terjadinya komunikasi ataupun latar belakang penggunaan sapaan penutur terhadap lawan tuturnya

B.    Pembahasan
Sebelum menganalisis data terkait penggunaan sapaan “ibu” pada data percakapan antara anak dan ibunya dan antara ibu dan bapak, terlebih dahulu ditampilkan data percakapannya sebagai berikut:

Data 1:
PERCAKAPAN ANTARA ANAK DAN IBUNYA
Ibu
: bangun mako nak, masuk pagiko ini hari toh?
Anak
: sebentar-sebentarpi ma’ kah belum tompi juga
Ibu
: kenapa lagi na sebentar na masuk pagiko?
  Itumi dibilang jangko begadang kalo masuk pagiko kah susah sekaliko kau bangun pagi
Anak
: iye, masuk pagika tapi jam 10 pi.
  Na barui jam 7 inie
Ibu
: iya tapi bangun memang meko siap-siap,
Jangan bilang mau betul peko pergi baru bangunko kah terlambat ammako
Anak
: iye’ ma’
Kah bangunja’e..
Ibu
: ada itu nasi goreng di meja, makanki itu baru pergi kerja.
Kah mauka saya ini ke pasar belikangi baju sekolah ade’nu
Anak
: iye’…

Analisis data sapaan tersebut adalah sebagai berikut,
1.     Data 1. Panggilan “ma” oleh anak kepada ibu pada data satu menunjukkan:
a.    status sapaan menunjukkan posisi seorang anak yang lebih di bawah dibandingkan seorang ibu baginya.
b.      kontak yang ada menunjukkan adanya jarak yang dekat antara seorang anak dengan ibunya dimana sapaan yang digunakan cenderung terkesan akrab.
c.      efek yang ditunjukkan dari sapaan tersebut adalah positif karena sapaan “mama” dianggap baik dan layak bagi seorang Ibu apabila seorang anak memanggilnya dengan sapaan demikian.
d.      Sense atau makna dari seoarang mama yang sebenarnya adalah orang tua perempuan yang biasanya disebut dengan IBU.
e.      Reference dari sapaan tersebut adalah kedekatan emosional antara anak dan ibunya dalam rana keluarga.


Data 2
PERCAKAPAN ANTARA BAPAK DAN IBU
Bapak
: ma’ puraga musessa sulara kaekku coklat’e ?
  Elo’I upake baja pertemuan ku Berru
Ibu
: baja?
  Waseng kamispi
Bapak
: baja, natelpokka onna anggotaku.
Ibu
: ohh..
  Purani, engkami tu ku lemarie
Bapak
: kutegai ma’ (sambil mencari)
Ibu
: engkatu lele riase’, utaro denre puranna uleppe’
Bapak
: oh..
Analisis data sapaan tersebut adalah sebagai berikut,

2.     Data 2. Panggilan “ma” oleh seorang Ayah kepada ibu, data dua menunjukkan:
a.      status sapaan menunjukkan posisi seorang suami yang lebih di bawah dibandingkan seorang istri baginya.
b.      kontak yang ada menunjukkan adanya jarak yang dekat antara seorang suami dengan istrinya dimana sapaan yang digunakan cenderung terkesan meninggikan seorang istri daripadanya
c.      efek yang ditimbulkan dari sapaan tersebut adalah positif karena sapaan “ma” dianggap baik bagi seorang istri apabila seorang suami memanggilnya dengan sapaan demikian.
d.      Sense atau makna dari seoarang “ma” yang sebenarnya adalah orang tua perempuan yang biasanya disebut dengan IBU. Maka makna yang sebenarnya sangat berbeda dengan konteks penggunaannya.
e.      Reference dari sapaan tersebut adalah kedekatan emosional dalam hubungan suami istri




BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.     Simpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penggunaan sapaan untuk “Ibu” pada ranah keluarga menunjukkan adanya kedekatan antara Anak-Ibu dan antara Bapak-Ibu.
Kedekatan antara anak-ibu dan bapak-ibu ditandai dengan penggantia sapaan, seperti penggunaan kata “ibu” yang dinganti dengan “mama” yang disingkat dengan “ma”. penyingkatan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Chaer dalam pengelompokan jenis kata sapaannya. Penyingkatan sapaan yang terjadi, termasuk pada poin ketiga yaitu kata sapaa mesra.
Pengguaan sapaan yang dipakai oleh anak dan bapak untuk menyapa ibu dalam ranah keluarga tersebut digunakan dengan tujuan agar tujuan dari efektifitas komunkasi dapat tercapai.

B.    Saran
Demikianlah pembahasan mengenai penggunaan kata sapaan untuk seorang ibu. Hasil dari penelitian sederhana ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang penggunaan salah satu bentuk sapaan untuk ibu dalam ranah keluarga. Apabila segenap pembaca menemukan kekurangan dalam penulisan ini, maka itu semua disebabkan oleh keterbatan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan, saran ataupun masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan tugas-tugas berikutnya yang serupa dengan ini. 


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1997. Tata  Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rhinika Cipta.

Chaer, Abdul. 2000. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : Rhinika Cipta.

Nisa, 2009. Kata Sapaan. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123525 -RB01A294k-Kata%20sapaan-Literatur.pdf (diakses pada hari Sabtu, 06 Februari 2015, pukul 17:30)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar anda di sini.

Breaking News
Diberdayakan oleh Blogger.