BAB
I
PENDAHULUAN
Kegiatan
komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari
sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan
untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan
berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan
situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman
dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi
yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas
seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat
perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha
komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada
pemahaman pesan dan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut, maka
tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya.
Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa
informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang
dikatakan.
Kemampuan
berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Misalnya
saja komunikasi dalam situasi nonformal seperti dalam ranah keluarga.
Komunikasi dalam ranah keluarga agar tujuan komunikasi dapat tercapai, maka
dibutuhkan kesamaan pemahaman antar pembicara dan lawan bicara dengan
memperhatikan aspek yang ada dalam komunikasi inter personal, seperti: aspek
status, aspek kontak, aspek efek, aspek sense (makna), dan reference (latar
belakang).
Dari
aspek yang ada terkait komunikasi interpersonal tersebut, maka penulis mencoba
untuk melakukan penelitian sederhana penggunaan kata sapaan untuk “Ibu” dalam
ranah keluarga pada satu keluarga di Kabupaten Maros.
A.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2.
Aspek-aspek
apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpepenggunaan kata sapaanrsonal?
3.
Bagaimana
bentuk untuk ibu terkait aspek-aspek dalam komunikasi
interpersonal?
B.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
apa dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2.
Mengetahui
aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal
3.
Mengetahui
bentuk penggunaan kata sapaan untuk ibu terkait aspek-aspek dalam komunikasi
interpersonal?
BAB
II
LANDASAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teori
Kridalasana (dalam Nisa
2009) menyatakan bahwa kata sapaan merujuk pada ungkapan yang dipakai untuk
menyebut dan memanggil para pelaku bahasa dalam suatu peristiwa bahasa.
Sedangkan
Menurut (Chaer, 1997: 108) Jenis
kata sapaan dapat dikelompokkan menjadi (1) kata sapaan dalam keluarga, (2) kata
sapaan dalam masyarakat, dan (3) kata sapaan mesra.
1.
Kata
Sapaan dalam Keluarga (Hubungan Kekeluargaan Langsung)
Kata
sapaan adalah kata-kata yang menunjukkan hubungan atau kekerabatan dengan pihak
diri pertama (Chaer, 1997;108-109). Kata sapaan dalam keluarga atau hubungan
kekeluargaan langsung di dalam masyarakat merupakan kata sapaan yang digunakan
untuk menyapa seseorang yang masih memiliki garis keturunan.
Misalnya:
bapak, ibu, kakak, adik, kakek, nenek
2.
Kata
Sapaan dalam Masyarakat di Luar Kekeluargaan
Kata
sapaan dalam masyarakat adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa orang
atau anak yang tidak mempunyai hubungan keluarga Kata sapaan yang digunakan
sebagai penyapa dalam masyarakat umumnya sama dengan sapaan dalam persaudaraan
langsung.
Kata
sapaan atau kata yang digunakan untuk menyapa seseorang dalam masyarakat dibedakan
menjadi; (1) untuk orang lebih tua, (2) untuk orang yang lebih muda, (3) untuk
orang yang sebaya, (4) untuk orang yang belum dikenal (5) untuk orang yang
sudah meninggal dunia.
3.
Kata
Sapaan Mesra
Kata
sapaan mesra atau kesayangan adalah kata sapaan yang digunakan dalam
berkomunikasi verbal antara orang-orang yang saling mengasihi. “kata-kata yang
digunakan dalam sapaan mesra meliputi: (1) Kata-kata panggilan keluarga,
kekerabatan, baik dalam bentuk yang dipendekkan atau tidak; (2) Nama yang dipendekkan
atau tidak: (3) Kata pujian, yang dapat berupa ungkapan dengan kata-kata
buah hati, panggilan sayang dan sebagainya.
Berdasarkan pengelompokan pengguaan
sapaan oleh kedua ahli tersbut, maka pada kesempatan ini, penulis mencoba
membahas kata sapaan untuk (Ibu) dalam ranah keluarga, baik penggunaan kata
sapaan dalam percakapan antara anak dan ibunya, maupun antara bapak dan ibunya.
data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan perekaman percakapn yang telah
dilakukan oleh peneliti, kemudian dianalisis dengan memperhatikan 5 aspek,
sebagai berikut:
Status yang dimaksudkan
adalah bagaima penutur atau pembicara memposisikan dirinya dengan lawan tutur
atau lawan bicaranya, apakah penutur merasa sejajar ataukah merasa dibwah
daripada lawan tutur atau lawan bicaranya.
Aspek kontak merupakan jarak
hubungan penutur atau pembicara. Apakah penutur merasa memiliki jarak yang
cukup dekat dengan lawan tutur atau lawan bicaranya, atau merasa memiliki jarak
daripada lawan tutur atau lawan bicaranya.
Aspek efek yang dimaksud
adalah bagaimana pengaruh sapaan penutur terhadap lawan tuturnya, apakah
negatif atau positif.
4.
Sense (makna)
Aspek makna adalah maksud pembicaraan penutur yang
dibicarakan kepada lawan tuturnya.
5.
Reference (konteks)
Aspek
kontek adalah aspek tentang latar belakang terjadinya komunikasi ataupun latar
belakang penggunaan sapaan penutur terhadap lawan tuturnya
B. Pembahasan
Sebelum menganalisis data
terkait penggunaan sapaan “ibu” pada
data percakapan antara anak dan ibunya dan antara ibu dan bapak, terlebih
dahulu ditampilkan data percakapannya sebagai berikut:
Data
1:
PERCAKAPAN ANTARA ANAK DAN IBUNYA
|
|
Ibu
|
: bangun mako nak, masuk pagiko
ini hari toh?
|
Anak
|
: sebentar-sebentarpi ma’ kah belum tompi juga
|
Ibu
|
: kenapa lagi na sebentar na masuk
pagiko?
Itumi dibilang jangko begadang kalo masuk pagiko kah susah sekaliko
kau bangun pagi
|
Anak
|
: iye, masuk pagika tapi jam 10
pi.
Na barui jam 7 inie
|
Ibu
|
: iya tapi bangun memang meko
siap-siap,
Jangan bilang mau betul peko pergi
baru bangunko kah terlambat ammako
|
Anak
|
: iye’ ma’…
Kah bangunja’e..
|
Ibu
|
: ada itu nasi goreng di meja,
makanki itu baru pergi kerja.
Kah mauka saya ini ke pasar
belikangi baju sekolah ade’nu
|
Anak
|
: iye’…
|
Analisis data sapaan tersebut adalah sebagai
berikut,
1. Data 1. Panggilan “ma” oleh anak kepada ibu pada data satu menunjukkan:
a. status sapaan
menunjukkan posisi seorang anak yang lebih di bawah dibandingkan seorang ibu
baginya.
b. kontak yang ada menunjukkan
adanya jarak yang dekat antara seorang anak dengan ibunya dimana sapaan yang
digunakan cenderung terkesan akrab.
c. efek yang ditunjukkan
dari sapaan tersebut adalah positif karena sapaan “mama” dianggap baik dan
layak bagi seorang Ibu apabila seorang anak memanggilnya dengan sapaan
demikian.
d. Sense atau makna dari
seoarang mama yang sebenarnya adalah orang tua perempuan yang biasanya disebut
dengan IBU.
e. Reference
dari sapaan tersebut adalah kedekatan emosional antara anak dan ibunya dalam
rana keluarga.
Data
2
PERCAKAPAN ANTARA BAPAK DAN IBU
|
|
Bapak
|
: ma’ puraga musessa sulara kaekku coklat’e ?
Elo’I upake baja pertemuan ku Berru
|
Ibu
|
: baja?
Waseng kamispi
|
Bapak
|
: baja, natelpokka onna anggotaku.
|
Ibu
|
: ohh..
Purani, engkami tu ku lemarie
|
Bapak
|
: kutegai ma’ (sambil mencari)
|
Ibu
|
: engkatu lele riase’, utaro denre
puranna uleppe’
|
Bapak
|
: oh..
|
Analisis data sapaan tersebut adalah sebagai
berikut,
2. Data 2.
Panggilan “ma” oleh seorang Ayah kepada ibu, data dua menunjukkan:
a. status sapaan menunjukkan
posisi seorang suami yang lebih di bawah dibandingkan seorang istri baginya.
b. kontak yang
ada menunjukkan adanya jarak yang dekat antara seorang suami dengan istrinya
dimana sapaan yang digunakan cenderung terkesan meninggikan seorang istri
daripadanya
c. efek yang ditimbulkan
dari sapaan tersebut adalah positif karena sapaan “ma” dianggap baik bagi
seorang istri apabila seorang suami memanggilnya dengan sapaan demikian.
d. Sense atau makna dari
seoarang “ma” yang sebenarnya adalah orang tua perempuan yang biasanya disebut
dengan IBU. Maka makna yang sebenarnya sangat berbeda dengan konteks
penggunaannya.
e. Reference
dari sapaan tersebut adalah kedekatan emosional dalam hubungan suami istri
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan analisis data yang
dilakukan dalam penggunaan sapaan untuk “Ibu” pada ranah keluarga menunjukkan
adanya kedekatan antara Anak-Ibu dan antara Bapak-Ibu.
Kedekatan antara anak-ibu dan bapak-ibu
ditandai dengan penggantia sapaan, seperti penggunaan kata “ibu” yang dinganti dengan “mama” yang
disingkat dengan “ma”. penyingkatan
ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Chaer dalam pengelompokan jenis
kata sapaannya. Penyingkatan sapaan yang terjadi, termasuk pada poin ketiga yaitu
kata sapaa mesra.
Pengguaan
sapaan yang dipakai oleh anak dan bapak untuk menyapa ibu dalam ranah keluarga
tersebut digunakan dengan tujuan agar tujuan dari efektifitas komunkasi dapat
tercapai.
B.
Saran
Demikianlah
pembahasan mengenai penggunaan kata sapaan untuk seorang ibu. Hasil dari
penelitian sederhana ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang
penggunaan salah satu bentuk sapaan untuk ibu dalam ranah keluarga. Apabila
segenap pembaca menemukan kekurangan dalam penulisan ini, maka itu semua
disebabkan oleh keterbatan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu,
penulis menerima kritikan, saran ataupun masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan tugas-tugas berikutnya yang serupa dengan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1997. Tata
Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rhinika Cipta.
Chaer, Abdul. 2000. Psikolinguistik
Kajian Teoritik. Jakarta : Rhinika Cipta.
Nisa,
2009. Kata Sapaan.
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123525
-RB01A294k-Kata%20sapaan-Literatur.pdf (diakses pada hari Sabtu, 06 Februari
2015, pukul 17:30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar anda di sini.